Perlu kolaborasi untuk mencetak generasi yang berdaya saing global kepada berbagai pihak. Demikian ujar Direktur Sumber Daya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi Kemendikbudristek Dr Mohammad Sofwan Effendi MEd pada Malam Apresiasi 40 tahun IIEF atau Indonesian International Education Foundation.
Kolaborasi dengan pihak mana pun, Kemendikbudristek sangat terbuka. Selama mampu membuka peluang bagi generasi muda Indonesia untuk lebih berkembang.
“Sinergi lintas sektor mampu mencetak generasi Indonesia yang berkualitas. Pun berdaya saing global amat diperlukan” ujar Sofwan sebagaimana dilansir dari Antara.
Beasiswa dan Penghargaan
Sofwan mengapresiasi kiprah IIEF, yang berkontribusi memberikan puluhan ribu beasiswa pada masyarakat selama 40 tahun berkiprah.
Direktur IIEF, Diana Kartika Jahja, menyatakan dalam usia ke-40, IIEF dapat menjadi tonggak besar bagi suatu organisasi.
IIEF yang berdiri pada 1982 berhasil menjadi jembatan bagi anak Indonesia yang ingin belajar ke Amerika Serikat.
Pada Malam Apresiasi 40 Tahun IIEF “Hadir Memberi Arti” yang digelar di Hotel Mulia Jakarta, Senin (5/12) IIEF menganugerahkan penghargaan kepada mereka yang berkontribusi terhadap dunia pendidikan dan memberikan dampak positif sangat luas bagi masyarakat Indonesia.
Tokoh-tokoh penting yang bermitra strategis, termasuk yang mendapat penghargaan atau penganugerahan dalam helat ini.
Penganugerahan Lifetime Achievement Award diberikan kepada Komisioner Komisi Nasional Perempuan, Dr Bahrul Fuad MA, atas kiprahnya mendorong hak-hak penyandang disabilitas di Indonesia.
Sebagaimana diketahui, Bahrul Fuad adalah salah seorang dari 44 penerima beasiswa se-Indonesia International Fellowship Program (IFP) Ford Foundation pada tahun 2003. Bahrul mendapat beasiswa ke Belanda. Ia mengambil program Master of Humanitarian Action di University of Groningen.
Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada 7 tokoh lainnya: Andin Hadiyanto PhD (Direktur Utama LPDP), Prof Widodo (Rektor Universitas Brawijaya), Maida Norahmi ( dosen Universitas Palangkaraya), Kadek Ridoi Rahayu (praktisi Kesehatan), Dicky Dwi Alfandy (aktivis lingkungan Satria Rizki Aviory (relawan muda), hidup), dan Dr Hj Nihayatul Wafiroh (anggota DPR).