Feudalisme merupakan sistem yang mengatur struktur atau tingkatan masyarakat berdasarkan kepemilikan tanah dengan imbalan berupa pelayanan secara sukarela. Sistem yang populer di Eropa pada abad 9-16 ini sebenarnya merupakan gabungan dari beberapa aspek seperti militer, hukum, budaya, ekonomi. Meskipun sempat populer, namun feudalisme akhirnya juga mengalami keruntuhan karena sifatnya yang eksploitatif, dan digantikan oleh kapitalisme.
Sejarah Runtuhnya Feudalisme
Sebenarnya ada banyak faktor yang melatarbelakangi runtuhnya feudalisme. Namun, setidaknya ada 3 penyebab utama yang akan mengakhiri feudalisme.
1. Meluasnya Perdagangan
Sebagai dampak dari renaisans dan dimulainya era penjelajahan, maka jalur perdagangan juga semakin meluas. Meluasnya perdagangan ini menciptakan banyak daerah-daerah urban dan perkotaan. Hal ini juga menarik urbanisasi yang sangat masif dari para petani di desa yang ingin kabur dari tuan tanahnya yang eksploitatif, dengan harapan untuk memperbaiki nasib hidup.
2. Merebaknya Wabah Hitam
Pada pertengahan abad 14, wabah hitam menyerang eropa selama berdekade lamanya dan merenggut sekitar 20-70 juta jiwa penduduk di benua biru tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan populasi yang sangat masif. Sebagai dampaknya suplai petani juga semakin berkurang, sehingga sisa petani yang bertahan mempunyai daya tawar untuk meminta upah lebih pada tuan tanah nya.
3. Pemberontakan
Merasa dieksploitasi oleh tuan tanahnya, para petani di eropa melancarkan pemberontakan secara masif. Pemberontakan ini telah memaksa para tuan tanah dan bangsawan untuk merombak sistem feudalisme di mana kaum kelas bawah bekerja secara sukarela dengan sistem upah.
Bangkitnya Kapitalisme
Seperti yang disebutkan di atas, runtuhnya feudalisme disebabkan karena banyak area perkotaan yang tumbuh dan urbanisasi yang masif. Hal tersebut juga merupakan bensin yang memercik bangkitnya kapitalisme.
Kebangkitan kapitalisme sendiri diprakarsai dengan berkembangya industri pakaian di Inggris pada abad 16. Yang membuat Inggris menjadi pelopor kapitalisme saat itu adalah dengan memanfaatkan akumulatif kapital untuk memperbesar kapasitas produksi, bukan untuk membangun monumen atau katedral seperti negara eropa lain.
Kapitalisme semakin menunjukkan taringnya di abad 18 dengan ada revolusi industri, yang mana merubah arah kapitalisme dari perdagangan menjadi industri. Di abad itu pulalah ideologi kapitalisme klasik lahir, yang mana dicetuskan oleh seorang ekonom dan filsuf Skotlandia Adam Smith. Beliau percaya bahwa pasar bebas merupakan kunci dari kemakmuran suatu negara.
