Breaking News

Sejarah Kolonialisme Jaman Hindia Belanda (part 15)

Jakarta – Perseteruan yang melibatkan Belanda dan Keraton Jawa di indikasi sejak kedatangan Daendels.

Herman Willem Daendels yang kala itu bertugas untuk mempersiapkan pertahanan Perancis, Belanda pada waktu itu memang sepenuhnya dalam penguasaan Perancis. Daendels turun terlalu jauh, dia juga mengubah etiket dan tata upacara Keraton Jawa. Hal itu yang menyebabkan Keraton kebencian dari pihak Keraton pada saat itu.

Daendels yang pada saat itu juga membangun jalur antara Anyer hingga Panarukan juga meminta kepada pihak Keraton Yogyakarta untuk mendapatkan akses terhadap Sumber Daya Alam maupun Sumber Daya Manusia, hal ini mengakibatkan terjadinya pepecahan di daerah Mancanegara ( wilayah Yogyakarta bagian Timur ). Peristiwa inilah yang akhirnya menyebabkan Pemberontakan Raden Ronggo.

Baca Juga :

Namun Pemberontakan Raden Ronggo yang mengalami kegagalan itu malah membuat pihak Keraton Yogyakarta dikenakan denda atau sangsi, Hamengkubawana II yang kala itu menjabat justru diminta untuk membayar atas Kerugiaan yang di sebabkan oleh perang dan juga melakukan penghinaan yang menyebabkan perseteruan antar keluarga Keraton.

Inggris yang kala itu menyerbu keraton juga menyebabkan Hamengkubuwana II turun tahta secara tidak terhormat pada tanggal 19-20 Juni 1812.

Akhir dari penyerbuan yang mengakibatkan sang sultan turun tahta itu langsung di gantikan dengan Hamengkubuwana III,  Inggris saat itu memerintah hingga tahun 1815 dan juga mengembalikan Jawa sesuai isi Konvensi London tahun 1814. Pada masa pemerintahan inggris Hamengkubuwana III wafat dan digantikan puteranya, Hamengkubuwana IV yang pada saat itu berusia 10tahun.

pada saat itu Paku Alam I menjadi adipati di puro Kadipaten Pakualaman dan Patih Danurejo III menjadi Wali Raja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *