Breaking News

Sejarah Kolonialisme Jaman Hindia Belanda (part 7)

credit : dinas kebudayaan Yogya

Jakarta – Setelah Pemberontakan Raden Ronggo selesai Daendles datang ke Yogyakarta untuk menurunkan Hamengkubuwana II dan di gantikan dengan putera mahkota.

Putera Mahkota tersebut ialah Hamengkubuwana III, selanjutnya Hamengkubuwana II yang juga di sebut sebagai Sultan Sepuh tidak lagi mempunyai otoritas. Sultan Hamengkubawana II tidak memiliki kekuasaan hingga Belanda menyerah kepada Inggris pada tanggal 18 September 1811. Namun, setelah itu pada tanggal 23 September 1811 Hamengkubuwana II kembali menjadi sultan dan mendapatkan kekuasaan nya kembali.

Ia melakukan pembersihan terhadap Pejabat-pejabat istana yang kala itu membela Belanda. Tidak luput juga dari pandangannya kepada Patih Danurejo II yang juga pro terhadap Belanda. Hamengkubuwana II juga membunuh Patih Danurejo II yang tidak lain adalah menantunya sendiri. Kedua menantunya yang lain yakni Raden Ronggo dan juga Tumenggung Summodiningrat dikembalikan ke Yogyakarta di tanggal 16 Desember 2011.

Sikap Hamengkubawana II kepada Inggris juga sama dengan sikap dia kepada Belanda, sikapnya cukup keras kepada para Penjajah tersebut. Sikap ini juga ia tunjukan kepada putranya yaitu Mas Suraja.

Mas Suraja sepertinya mengambil andil atau peran dalam penurunan tahta ayahnya tersebut pada kesultanan di tahun 1810, pembersihan besar-besaran tersebut pun hampir mencelakai Putera Mahkota. Ada moment ketegangan terjadi ketika Wakil Gubernur Inggris yaitu Raffles ingin berkunjung ke Keratonan Yogyakarta, pada moment ini hampir terjadi pertumpahan darah hanya karena masalah kursi yaitu tempat duduk Raffles lebih rendah dari singgasana sang Sultan pada tahun 1811.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *